Rabu, 10 Maret 2010

zzzz

Pengen banget tiap hari memulai hari dengan semua yang kita sukai. Aku pengen respect terhadap mereka. Para pahlawan dengan idealismenya mempertahankan apa yang mereka cita – citakan, walaupun mengorbankan semuanya.
Seberapa jauhkah pemikiran generasi ini memikirkan masa depan mereka dan orang – orang setelah mereka. Apakah mereka berpikir jika kelak penerus mereka bisa mempertahankan eksistensinya ? apakah mereka berpikir cucu – cucunya masih dapat merasakan indahnya hidup bermasyarakat ? apakah mereka menyisakan cucu – cucu mereka keindahan alam yang semakin langka ? apakah mereka tidak berpikir bahwa hidup 1000 tahun lagi ?
Gimana sih pemikiran mereka ? aku masih muda dan hampir tua. Tapi aku belum tau mau jadi apa. Aku belum tau gimana rasanya jadi tua. Aku belum bisa membayangkan susahnya jadi tua. Menjadi tua berarti lebih banyak lagi yang harus dipikirkan. Lebih banyak lagi yang harus dibayangkan. Dan tentunya berpikir lebih jauh.
Aku suka serius. Berpikir serius. Tapi kadang orang bingung mengikuti caraku, mereka bilang idealisme yang berlebihan. Tentu saja aku manusia normal. Manusia biasa yang nggak sempurna. Dan aku ingin menjadi manusia sempurna, walaupun mustahil. Karena itulah aku punya idealisme.
Orang melihatku kuat, padahal aku sangat rapuh. Mendengar aku mengoceh, berarti membuang waktu yang sangat berharga. Mendengarkan pemikiran yang selalu kontra, memerlukan energi lebih untuk memikirkannya kembali.
Melihatku bertingkah, orang akan merasa aneh. Aku memang suka melakukan hal yang nggak biasa. Disaat semua orang seius memikirkan sesuatu, aku memikirkan dengan cara sederhana. Ketika mereka sedang biasa saja, aku akan meikirkannya dengan serius.
Aku suka memperlihatkan semua yang aku inginkan. Aku akan melakukan sesuatu untuk menarik perhatian orang – orang disekitarku. Aku sering merasa sepi disaat semua orang berbagi keceriaan. Aku merasa panas disaat orang – orang kedinginan. Tapi aku merasa nyaman saat aku sendiri melakukan hal yang membuatku senang.
Aku suka mimpi. Bagiku mimpi adalah fenomena yang sangat menarik. Bagaimana bisa, bahkan disaat kita sedang tidak sadar, tak peduli kita senang atau sedih, mimpi pasti datang. Aku sangat senang ketika bermimpi, bertemu orang baru. Aku juga senang ketika aku terbawa mimpi, bahkan ketika sadar aku masih merasakannya. Aku suka menangis ketika sedang bermimpi. Aku menikmatinya, karana hanya saat itulah aku bisa menangis tanpa perlu menjelaskan alasannya. aku pernah mengamati mimpi – mimpiku berhari – hari. Aku menemukan bahwa mimpi adalah sebuah visi. Ketika logika tidak dapat menganalisa, maka perasaan kita mengumpulkan data dari apa yang kita lihat, kita dengar dan rasakan, untuk kemudian diolah menjadi suatu gambar abstrak. Mimpi. Perasaan tidak pernah berbohong. Apa yang kita rasakan, akan terekam dengan baik di alam bawah sadar kita. Bahkan, sering mimpi memprediksikan apa yang akan terjadi.
Akhir – akhir ini aku memimpikan seorang baru. Teman baru. Aku berusaha melawan perasaanku, agar tetap menjaga hubungan pertemanan secara profesional. Sugesti secara terus menerus aku tanamkan di dalam otak. Dan ketika malam tiba, semua usahaku menjadi sia – sia. Mimpiku mennganalisa semua fakta, diperlihatkan kepadaku. Dan saat itu, percuma saja, aku nggak bisa melawan, mempertahankan idealisme.
Sekarang, aku mulai merasakan asiknya bermain menantang perasaanku sendiri. Walaupun aku belum pernah menang, tapi aku nggak akan menyerah. Aku akan mencari celah agar aku tidak merasakan sesuatu yang seharusnya aku rasakan.
Karena perasaan itu yang membuatku jadi lemah. Dan aku rasa aku masih belum membutuhkannya terlalu banyak. Doktrin yang kuat, bukanlah satu – satunya cara untuk memantapkan semangat untuk mencapai suatu tujuan. Tapi pengendalian perasaan, para peraih cita – cita pasti akan menempatkan perasaannya di nomor ke-sekian juta dalam mencapai impiannya.
Tapi bagaimana jika ternyata mimpinya adalah membiarkan dirinya terbawa sesuatu..

Ahhh...intinya aku sedang dikuasai perasaan.
24februari2010/10:42

0 comments: