Selasa, 25 Juni 2013 1 comments

Bukan Karena Random

Tetiba malam ini tepat pada hari Selasa 25 Juni 2013, dan tepat di atas kursi kereta malam juga aku ingin  menulis lagi. Lalu imajinasi di pojok kanan bertanya "padahal juga biasanya nulis, kenapa tiba-tiba bilang pengen nulis?", lalu seakan mengetahui maksud dari semua ini, modemku menimpali "dia kan pengen yang lainnya bisa baca juga". Dan akupun mengangguk.


Hai ingat engga tahun lalu, kira-kira sekitar sebulan lagi kita ketemu di suatu momen yang terencana, tetapi peristiwa yang random. Iya betul, pasti kau lupa kan. Aku tahu itu. Pas itu entah karena disengaja atau tidak, pertama kalinya aku mengetahui keberadaanmu secara nyata di dunia ini.Tapi aku yakin ini adalah konspirasi semesta. Seru lah, beneran.

Inget ga secara sengaja, pastinya dengan penuh kesadaran, lagi - lagi semesta berkonspirasi untuk terjadinya komunikasi diantara kita. Sejak saat itu pun aku mengetahui, bahwa kita berkomunikasi dengan cara yang sama. Seru lah, beneran.

Inget ga entah sengaja atau karena terbawa suasana, 7 Agustus 2012 adalah titik waktu dimana kebaikan umat manusia mengijinkan kita saling bertukar kabar walaupun tanpa niatan sebelumnya. Aku tahu, kamu pasti lupa hari itu kan. Itu ketika kamu mengaktifkan mode 'friend' di laman facebook. Bukan, bukan karena aku yang meminta. Itu adalah konspirasi yang sebenarnya sedang kita alami sendiri. Seru lah, beneran. Saat itulah aku menyadari kita berada pada masa peradaban yang sama.

So looong after those events, something has turned into their real everything. Iya, semuanya terlihat begitu ajaib, ketika hal yang ditakutkan benar - benar terjadi. Something begin with "i'm sorry i can't" that make someone acting like super. Aku adalah salah satu konspirator diantara mereka semua. Yang awalnya takut terhadap apa - apa yang belum pernah diketahui. Yang telah berhasil memperdayai diri sendiri, dan mungkin alam semesta bahwa aku bisa jadi apapun, termasuk aku di hari ini. Apakah kau ingat? Pasti ingat kalau yang ini. Hari ini adalah sebuah tradisi dimulai, setiap tanggal 18 sejak 6 bulan yang lalu. Sejak saat itu 18 adalah angka yang menawan, paling tidak buatku. Seru lah, beneran.

Seseorang, dan mungkin seseorang yang lain, telah membuat dunianya tersenyum setiap pagi setelah bangun tidur dan melihat pesan masuk di telepon genggamnya. Atau ketika gelap telah turun dan makan malam menjadi hiburan di tengah penatnya rutinitas pagi dan siangnya. Seseorang, dan mungkin orang yang lain telah berbuat hal yang heroik, paling tidak untuk dirinya sendiri. Disaat pilihan untuk melawan dan bertahan dengan keadaan rumit, akibat kegiatan orang ketiga, empat, lima, bahkan ke dua miliar dua puluh satu. Seseorang itu, dan mungkin seseorang yang lain naik kelas. Pasti kau mengingatnya, sejelas doamu tadi pagi. Sama sekali seru, serius.

Kita semua hidup di dalam kelinieran antara waktu dan ke-tahu-an kita di dunia. Tentu saja aku dengan duniaku, kamu dengan duniamu, dan kita dengan dunia kita. Peristiwa yang terjadi di dunia kita, kadang berbeda dengan yang ada di dunia masing - masing. Seperti ketika Obama terpilih lagi menjadi Presiden bangsa nya, tentu akibatnya tidak sama di dunia kita. Dari sini pun aku menyadari, bahwa ada aku harus belajar menyesuaikan duniaku dengan mu. Aku harus belajar. Dan inilah bagian yang menarik. Seru lah, beneran.

Aku sudah 21 tahun hidup di dunia yang aku ciptakan sendiri, hampir 22 tahun tepatnya. Dunia dimana malam bukan berarti mengantuk. Dimana mudah adalah keharusan. Random adalah anugerah. Dan kau pun sama, duniamu mungkin sangat indah sekali sebelum dunia kita berada dalam dimensi ruang dan waktu yang sama. Ada kah pertanyaan? Di duniaku ada. Kenapa dan bagaimana?

Aku terlalu random untuk memikirkan agar semuanya "let it be". Kita butuh sinkronisasi.
Sinkronisasi adalah kata yang lazim beredar di imajinasiku, untuk menggambarkan proses saling memiliki. Karena setiap aku meng-click SYNC di itunes, yang terjadi ipod memiliki apa yang itunes miliki, dan sebaliknya. Itu terjadi hampir setiap hari. Bukan, bukan tombol sync yang di klik, karena aku selalu menghindari tombol itu sebenarnya. Yang hampir terjadi setiap hari adalah sinkronisasi pengetahuan akan dunia kita, oleh kita. Apakah berjalan lancar? Selalu lancar. Tetapi tidak ketika kita melakukan kalibrasi.

Ada hal yang belum sempat kita definisikan menjadi suatu definisi di dunia kita. Penting, hati, teman, tugas, rajin, main, dan masih banyak hal yang sampai saat ini pun belum terdefinisi. Quality time yang menjadi alat bantu, tidak selalu sampai menjadi rekomendasi dan kesepakatan akan definisi di dunia kita. Tapi bukan masalah, karena akibat konspirasi yang terjadi kepada kita, selalu membuat kita sama - sama belajar. Selalu belajar. Dan sekarang kita naik kelas. Lagi.

Sebuah hal yang harus diabadikan, dan sebaiknya disebarluaskan (atau jangan) adalah kita sebenarnya (sepertinya) telah sepakat (dalam dunia kita masing - masing) terhadap definisi dunia kita. Dunia dimana kita sendiri yang harus membuatnya, seindah dunia kita masing - masing. Dimensi yang selalu menjadi tempat belajar, apapun. Belajar begaimana menjadi salah, dan tentunya menjadi benar. Tiap detik adalah keajaiban, walaupun itu tragedi karena kita merasakan. Dimana kita ternyata aku dan kamu saja. Karena sadar bahwa bahkan aku dan kamu seringkali melibatkan imajinasi dan keinginan di dimensi lain agar terjadi di dunia kita. Seru bukan? Seru lah, beneran.

Akhirnya, kita, kamu, dan aku harusnya bisa menjadi ornamen dekorasi dalam imajinasi kita, yang membuat dunia kita tersenyum setiap pagi setelah bangun tidur. Semua hal yang indah, oleh konspirasi untuk kita.

Malam ini, kita tidak bisa menghindari efek linearitas yang tadi telah diajarkan. Sebab aku (mungkin kamu tidak) tidak dapat mengendalikan presepsi atas ketidaktahuan, akibatnya aku (mungkin kamu juga) belajar salah. Memaksa menerobos area yang belum terdefinisi, dan tersesat di dalamnya. Belajar menjadi bodoh. Menyesal, boleh. Yang tidak boleh adalah terlalu lama di dalamnya, karena selalu ada pilihan untuk senang, tentunya dengan sesuatu di awalnya. Ternyata, terlalu banyak mengikut sertakan logika, dapat menyebabkan ke-seru-an yang telah tercipta di paragraf sebelumnya menjadi terlupakan. Ironi kan. Tetapi kabar baiknya, kita selalu masih punya kesempatan untuk melihat kembali, ke-seru-an yang telah dibuat di atas, dan kembali membuat ke-seru-an yang baru. Seru kan? Seru lah, beneran.

Malam ini kita belajar. Tim itu menguatkan, dan tidak ada salahnya merasakan senang ketika salah satu diantara kita senang. Tentu saja tidak ada salahnya juga tidak ikut merasa sedih ketika salah satu dari kita sedih. Yang salah ketika ada yang sedih, yang lain tidak membuat kesedihan itu menjadi menyenangkan. I Love You Princess, we are learning.

Itu adalah perasaan menyesal, mohon dimaafkan.

Suatu tempat di Indonesia, 25 Juni 2013 menjelang tengah malam
Tepat di atas bangku 7 gerbong 1 Argo Bromo Anggrek

Willy Agung Wicaksono, di samping mama yang sedang tertidur


Read more..
Sabtu, 20 Oktober 2012 0 comments

The Notebook


Read more..
Kamis, 27 September 2012 0 comments

27 Sept 2012

JNCK Lion


Read more..